RESUME AKUNTANSI BIAYA
MODUL 7
SISTEM PRODUKSI-LANJUTAN
Kegiatan Belajar 1:
Laporan Kos Produksi – Penambahan Bahan Baku Setelah Departemen Pertama
Bahan baku pada umumnya digunakan di
departemen pertama dan hasil proses di departemen berikutnya. Terkadang
penambahan bahan baku terjadi di departemen berikutnya. Terdapat 3 (tiga)
pengaruh terhadap penambahan bahan baku ini, yaitu :
1.
Jumlah unit yang diproses tidak bertambah,
tetapi terdapat kenaikan kos produksi
2.
Jumlah unit yang diproses bertambah,
tetapi tidak terdapat kenaikan kos produksi
3.
Jumlah unit yang diproses bertambah
diikuti kenaikan kos produksi
Prosedur penyusunan laporan kos produksi
departemen berikutnya mengalami beberapa modifikasi, yakni sebagai berikut :
1.
Kuantitas
2.
Unit ekuivalen
3.
Kos dipertanggungjawabkan
4.
Kos pertanggungjawaban
Contoh
Soal:
Berikut
ini adalah data produksi dan kos produksi PT Jaya Raya pada bulan Juni 20XX
|
|
Departemen
|
|||||
|
|
1
|
2
|
||||
Unit:
|
|
|
|
||||
|
Unit
masuk ke proses
Ditransfer
ke Departemen 2
Diterima
dari Departemen 1
Penambahan
unit di Departemen 2
Ditransfer
ke produk jadi
|
7.200
6.500
|
6.500
1.500
7.400
|
||||
Produk
dalam proses akhir:
|
|
|
|
||||
|
BB
1/5; Konversi 2/7
BB
1/3; Konversi 3/4
|
?
|
?
|
||||
Kos
Produksi:
|
|
|
|
||||
|
Bahan
baku
Tenaga
kerja langsung
Overhead
pabrik
|
Rp. 132.280.000
Rp. 120.600.000
Rp.
80.400.000
|
Rp. 63.800.000
Rp. 41.190.000
Rp. 27.460.000
|
||||
Diminta:
a) Hitunglah
unit produk dalam proses akhir departemen 1 dan 2
b) Buatlah
laporan kos produksi departemen 1 dan 2
Jawaban:
PT Jaya Raya
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 30 Juni 20XX
|
||||||
Kuantitas
|
||||||
Unit
dipertanggungjawabkan:
Unit dimasukkan ke proses
Unit
pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen
2
Produk dalam proses akhir
|
|
6.500
700
|
7.200
7.200
|
|||
Ekuivalen Produksi
|
||||||
Unit
selesai dan ditransfer ke Departemen 2
Produk
dalam proses akhir:
700 x 1/5
700 x 2/7
Unit ekuivalen Total
|
|
Bahan
Baku
6.500
150
6.650
|
Kos
Konversi
6.500
200
6.700
|
|||
Kos Dipertanggungjawabkan
|
||||||
Kos
ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Kos ÷
Total
Rp. 132.280.000
Rp. 120.600.000
Rp.
80.400.000
Rp. 333.280.000
|
Unit
Ekuivalen
6.650
6.700
6.700
|
= Kos
Unit
Rp. 19.892
Rp. 18.000
Rp. 12.000
Rp. 49.892
|
|||
Kos Pertanggungjawaban
|
||||||
Kos ditransfer
ke Departemen 2 (6.500 x Rp. 49.892)
Produk
dalam proses akhir:
Bahan baku (150 x Rp. 19.892)
Tenaga kerja langsung (200 x Rp. 18.000)
Overhead pabrik (200 x Rp. 12.000)
Kos total pertanggungjawaban
|
|
Rp. 2.983.759
Rp. 3.600.000
Rp. 2.400.000
|
Rp. 324.296.241
Rp.
8.983.759
Rp. 333.280.000
|
|||
Kegiatan Belajar 2 :
Laporan Kos Produksi – Produk Dalam Proses Awal
Sistem kos proses merupakan sistem kos
yang umunya diterapkan pada perusahaan dengan karakteristik proses produksi
yang berjalan secara kontinu atau berkelanjutan. Kontinuitas proses produksi
ini akan menyebabkan departemen memiliki unit-unit dengan beragam tingkat
penyelesaian, yaitu sebagai berikut :
1. Unit
masuk ke proses dan selesai selama periode waktu sekarang
2. Unit
telah diproses diperiode sebelumnya dan selesai pada periode waktu sekarang
3. Unit
masuk ke proses dan belum selesai pada periode waktu sekarang
Keberadaan produk dalam proses awal
menyebabkan masalah dalam sistem kos proses karena beberapa hal berikut harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Haruskah
dibuat perbedaan tingkat penyelesaian antara produk selesai/jadi yang berasal
dari produk dalam proses awal dan produk masuk ke proses periode tersebut?
2. Haruskah
semua unit selesai selama periode waktu tertentu akan dianggap 100% dalam unit
ekuivalen dengan mengabaikan tingkat penyelesaian produk dalam proses awal?
3. Haruskah
kos produksi yang berasal dari produk dalam proses digabungkan dengan kos
produksi ditambahkan periode sekarang (dalam skedul kos dipertanggungjawabkan)
untuk mendapatkan besaran kos
ditambahkan departemen?
Untuk menjawab hal-hal tersebut diatas
sangat tergantung pada metode apa yang dipilih, terdapat 2 metode yang dapat
digunakan, yaitu sebagai berikut :
1. Metode
Rata-Rata Berbobot (Weighted Average Method)
2. Metode
Masuk Pertam Keluar Pertama (MPKP)
Contoh
soal:
Berikut
data produksi dan kos produksi di Departemen A dan B di PT Anugerah Abadi pada
bulan Mei 20XX
|
|
Departemen
|
||||||
|
|
1
|
2
|
|||||
Unit:
|
|
|
|
|||||
|
PDP
awal
BB
100%, Konversi 1/5
BB
1/10, Konversi 2/5
Unit
masuk ke proses
Ditransfer
ke Departemen 2
Ditransfer
ke produk jadi
Produk
dalam proses akhir
BB
100%, Konversi 1/3
BB
1/6, Konversi 1/4
|
1.000
9.000
8.500
1.500
|
200
8.100
600
|
|||||
Kos
produksi:
|
|
|
|
|||||
|
Proporsi
kos transferan dalam PDP awal
Proporsi
kos produksi ditambahkan untuk PDP awal oleh Departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Total
|
0
Rp. 20.000.000
Rp.
5.760.000
Rp.
3.840.000
Rp. 29.600.000
|
Rp. 13.000.000
Rp. 10.000.000
Rp.
5.250.000
Rp.
3.500.000
Rp. 31.750.000
|
|||||
Ditambahkan
selama periode:
|
|
|
|
|||||
|
Bahan
baku
Tenaga
kerja langsung
Overhead
pabrik
Total
|
Rp. 19.000.000
Rp. 23.724.000
Rp. 15.816.000
Rp. 58.540.000
|
Rp.
36.800.000
Rp.
44.520.000
Rp.
29.680.000
Rp. 111.000.000
|
|||||
Diminta:
a) Susunlah
laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode rata-rata berbobot
b) Susunlah
laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode masuk pertama keluar
pertama
Jawaban
:
a)
Metode
Rata-rata Berbobot
Laporan Kos Produksi Departemen A
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk
Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
|||||||||
Kuantitas
|
|||||||||
Unit
dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal
Unit dimasukkan ke proses
Unit
dipertanggungjawabkan:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen
B
Produk dalm proses akhir
|
|
1.000
9.000
8.500
1.500
|
10.000
10.000
|
||||||
Ekuivalen Produksi
|
|||||||||
Unit
selesai dan ditransfer ke Departemen B
Produk
dalam proses akhir
1.500 x 100%
1.500 x 1/3
Unit ekuivalen Total
|
|
Bahan
Baku
8.500
1.500
10.000
|
Kos
Konversi
8.500
500
9.000
|
||||||
Kos Dipertanggungjawabkan
|
|||||||||
Kos
ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Produk dalam proses awal
Ditambahkan selama periode
Total
Tenaga kerja langsung
Produk dalam proses awal
Ditambahkan selama periode
Total
Overhead
pabrik
Produk dalam proses awal
Ditambahkan selama periode
Total
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Kos
Total
Rp. 20.000.000
Rp. 19.000.000
Rp. 39.000.000
Rp.
5.760.000
Rp. 23.724.000
Rp. 29.484.000
Rp.
3.840.000
Rp. 15.816.000
Rp. 19.656.000
Rp. 88.140.000
|
÷ Unit
Ekuivalen
10.000
9.000
9.000
|
= Kos
Unit
Rp. 3.900
Rp. 3.276
Rp. 2.184
Rp. 9.360
|
||||||
Kos Pertanggungjawaban
|
|||||||||
Kos
ditransfer ke Departemen B (8.500 x Rp.9.360)
Produk
dalam proses – akhir:
Bahan baku (1.500 x Rp. 3.900)
Tenaga kerja langsung (500 x Rp.3.276)
Overhead pabrik (500 x Rp.2.184)
Kos total pertanggungjawaban
|
|
Rp. 5.850.000
Rp. 1.683.000
Rp. 1.092.000
|
Rp. 79.560.000
Rp.
8.580.000
Rp. 88.140.000
|
||||||
Laporan Kos Produksi Departemen B
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk
Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
|||||||
Kuantitas
|
|||||||
Unit
dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal
Unit diterima dari Departemen A
Penambahan unit
Unit
pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir
|
200
8.500
0
8.100
600
|
8.700
8.700
|
|||||
Ekuivalen Produksi
|
|||||||
Unit
selesai dan ditransfer ke produk jadi
Produk
dalam proses akhir:
600 x 1/6
600 x ¼
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.100
100
8.200
|
Kos
Konversi
8.100
150
8.250
|
|||||
Kos Dipertanggungjawabkan
|
|||||||
Kos
dari Departemen sebelumnya:
Produk dalam proses awal
Diterima dari Departemen A
Unit ditambahkan dalam produksi
Unit disesuaikan dan kos unit
Kos
ditambahkan ke Departemen:
Bahan baku
Produk dalam proses awal
Ditambahkan selama periode
Total
Tenaga kerja langsung
Produk dalam proses awal
Ditambahkan selama periode
Total
Overhead pabrik
Produk dalam proses awal
Ditambahkan selama periode
Total
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Unit
200
8.500
0
8.700
|
Kos
Total
Rp.
13.000.000
Rp.
79.560.000
Rp.
92.560.000
Rp.
10.000.000
Rp.
36.800.000
Rp.
46.800.000
Rp.
5.250.000
Rp.
44.520.000
Rp.
49.770.000
Rp.
3.500.000
Rp.
29.680.000
Rp.
33.180.000
Rp. 222.310.000
|
÷ Unit
Ekuivalen
8.700
8.200
8.250
8.250
|
= Kos
Unit
Rp. 10.639
Rp.
5.707
Rp.
6.033
Rp.
4.022
Rp. 26. 401
|
|||
Kos Pertanggungjawaban
|
|||||||
Kos
ditransfer ke produk jadi (8.100 x Rp.26.410)
Produk
dalam proses – akhir:
Kos dari Departemen sebelumnya (600 x
Rp.10.639)
Bahan baku (100 x Rp.5.707)
Tenaga kerja langsung (150 x Rp.6.033)
Overhead pabrik (150 x Rp.4.022)
Kos total pertanggungjawaban
|
Rp. 6.383.448
Rp.
570.732
Rp.
904.909
Rp.
603.273
|
Rp.
213.847.638
Rp.
8.462.362
Rp. 222.310.000
|
|||||
Metode
MPKP
Laporan Kos Produksi Departemen A
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
|||||||||||
Kuantitas
|
|||||||||||
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal
Unit dimasukkan ke proses
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
Produk dalam proses akhir
|
1.000
9.000
8.500
1.500
|
|
10.000
10.000
|
||||||||
Ekuivalen Produksi
|
|||||||||||
Unit
selesai dan ditransfer ke Departemen B
(-) Produk dalam proses awal
(=)
Unit dimasukkan dan selesai
(+)
Unit dibutuhkan
untuk menyelesaikan produk dalam proses awal
(+)
Produk dalam proses akhir:
1.500 x 100%
1.500 x 1/3
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.500
1.000
7.500
0
1.500
9.000
|
|
Kos
Konversi
8.500
1.000
7.500
800
500
8.800
|
||||||||
Kos Dipertanggungjawabkan
|
|||||||||||
Kos
produk dalam proses awal
Kos
ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Kos
Total
Rp. 29.600.000
Rp. 19.000.000
Rp. 23.724.000
Rp. 15.816.000
Rp. 88.140.000
|
÷
|
Unit
Ekuivalen
9.000
8.800
8.800
|
=
|
Kos
Unit
Rp. 2.111
Rp. 2.696
Rp. 1.797
Rp. 6.604
|
||||||
Kos Pertanggungjawabkan
|
|||||||||||
Kos
ditransfer ke Departemen B:
Dari produk dalam proses awal:
Kos PDP awal
Tenaga kerja langsung (800 x Rp. 2.696)
Overhear pabrik (800 x Rp. 1.797)
Dari produk sekarang:
Unit dimasukkan dan selesai (7.500 x Rp.
6.604)
Transfer total
Produk
dalam proses akhir :
Bahan baku (1.500 x Rp. 2.111)
Tenaga kerja langsung (500 x Rp. 2.696)
Overhead pabrik (500 x rp. 1.797)
Kos total pertanggungjawaban
|
Rp. 29.600.000
Rp.
2.156.727
Rp.
1.437.818
Rp. 3.166.000
Rp.
1.347.955
Rp. 898.636
|
|
Rp. 33.194.545
Rp. 49.532.197
Rp. 82.726.742
Rp. 5.413.258
Rp. 88.140.000
|
||||||||
Laporan Produksi Departemen B
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
|
||||||||||
Kuantitas
|
||||||||||
Unit
dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal
Unit diterima dari Departemen A
Unit ditambahkan ke proses
Unit
pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir
|
200
8.500
0
8.100
600
|
|
8.700
8.700
|
|||||||
Ekuivalen Produksi
|
||||||||||
Unit
selesai dan ditransfer ke produk jadi
(-)
Produk dalam proses awal
(=)
Unit dimasukkan dan selesai
(+)
Unit dibutuhkan
untuk menyelesaikan produk dalam proses
(+)
Produk dalam proses akhir:
600 x 1/6
600 x ¼
Unit ekuivalen Total
|
Bahan
Baku
8.100
200
7.900
180
100
8.180
|
|
Kos
Konversi
8.100
200
7.900
120
150
8.170
|
|||||||
Kos Dipertanggungjawabkan
|
||||||||||
Kos
dari Departemen A dan PDP awal:
Kos produk dalam proses awal
Transferan selama periode
Unit ditambahkan ke proses
Unit disesuaikan dan kos unit
Kos
ditambahkan ke departemen:
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Kos total dipertanggungjawabkan
|
Unit
200
8.500
0
8.500
|
Kos
Total
Rp.
31.750.000
Rp.
82.726.742
Rp.
36.800.000
Rp.
44.520.000
Rp.
29.680.000
Rp. 225.476.742
|
÷
|
Unit
Ekuivalen
8.500
8.180
8.170
8.170
|
=
|
Kos
Unit
Rp.
9.733
Rp.
4.499
Rp.
5.449
Rp.
3.633
Rp. 23.313
|
||||
Kos Pertanggungjawaban
|
||||||||||
Kos
ditransfer ke produk jadi:
Dari produk dalam proses awal:
Kos PDP awal
Bahan baku (180 x Rp. 4.499)
Tenaga kerja langsung (120 x Rp. 5.499)
Overhead pabrik (120 x Rp. 1.382)
Dari produk sekarang:
Unit dimasukkan dan selesai (7.900 x Rp.
23.313)
Transfer total
Produk
dalam proses-akhir:
Dari Departemen A (600 x Rp. 9.733)
Bahan baku (100 x Rp. 4.499)
Tenaga kerja langsung (150 x Rp. 5.449)
Overhead pabrik (150 x Rp. 3.633)
Kos total pertanggungjawaban
|
Rp. 31.750.000
Rp. 809.780
Rp. 653.905
Rp. 435.936
Rp . 5.839.535
Rp.
449.878
Rp.
817.381
Rp.
544.920
|
|
Rp.
33.649.621
Rp. 184.175.408
Rp. 217.825.029
Rp.
7.651.714
Rp. 225.476.742
|
|||||||
Kegiatan
Belajar 3: Perlakuan Atas Penyusutan, Produk Cacat, Produk Rusak, Bahan Sisa,
Dan Bahan Sisa Buangan
Perlakuan akuntansi atas penyusutan
produk dalam proses dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Jika
penyusutan tersebut adalah normal maka kos penyusutan ini akan tetap dibebankan
pada produk dalam proses
2. Jika
penyusutan dikategorikan abnormal maka akan dibebankan pada rugi dari
penyusutan produk dalam proses yang merupakan bagian dari kos periode bukan kos
produksi.
Produk rusak
adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi dan dijual sesuai nilai sisanya
atau dibuang.
Produk cacat
adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi, tetapi masih bisa
diperbaiki dengan tambahan proses produksi tertentu dan kemudian menjadi produk
yang baik lagi dan dijual dengan harga reguler.
Bahan sisa
adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi, yang tidak dapat
digunakan lagi dalam proses produksi untuk tujuan yang sama.
Bahan sisa
buangan adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi yang tidak
dapat digunakan lagi dan tidak memiliki harga jual.
Penanganan produk rusak dapat
menggunakan salah satu metode berikut.
1. Teori
Pengabaian (Theory of Neglect)
Metode
ini disebut metode pengabaian karena unit produk rusak dianggap tidak pernah
dimasukkan ke dalam proses produksi dan mengabaikan kos yang telah diserapkan.
2. Produk
Rusak sebagai Bagian Terpisah Elemen Kos Produksi
Metode
ini memperlakukan kos produksi rusak sebagai bagian terpisah elemen kos dalam
departemen produksi.
Perbedaan antara
produk rusak dan produk cacat adalah pada produk cacat masih mungkin dilakukan
perbaikan pada produk tersebut sehingga masih ada harapan produk akan menjadi
produk normal. Produk cacat dikategorikan sebagai produk cacat normal dan
abnormal. Produk cacat disebut normal jika jumlahnya masih dalam batas toleransi
yang ditetapkan oleh manajemen. Sebaliknya, apabila jumlahnya diatas batas
toleransi maka terkategori abnormal.
Bahan sisa dapat
ditangani dengan dua metode berikut ini.
1. Jika
bahan sisa dipertimbangkan ketika penetapan tarif overhead pabrik dibebankan, penjualan
bahan sisa akan mengurangi akun overhead pabrik kendali sehingga jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut
Kas
XXX
Overhead pabrik kendali XXX
2. Jika
bahan sisa tidak dipertimbangkan dalam penetapan tarif overhead pabrik
dibebankan maka hasil penjualan akan dikredit pada akun produk dalam proses
departemen bersangkutan. Jurnal yang dibuat
Kas XXX
Produk dalam proses-Departemen A XXX
Biaya yang dikeluarkan untuk
membuang bahan sisa akan dibebankan pada akun overhead pabrik.
MODUL
8
SISTEM
KOS PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT) DAN PRODUK SAMPINGAN (BY-PRODUCT COSTING)
Kegiatan
Belajar 1 : Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk bersama
adalah produk-produk individual yang masing-masing memiliki nilai jual yang signifikan
dan relatif sama atau tidak berbeda secara signifikan, yang dihasilkan bersama
dari suatu proses produksi yang sama dengan menggunakan bahan baku yang sama.
Karakteristik produk bersama adalah sebagai berikut.
1. Produk
bersama dihasilkan dari bahan baku dan proses yang sama
2. Pemanufakturan
produk bersama selalu memiliki titik pisah
3. Tidak
ada satu produk bersama yang memiliki nilai yang lebih besar secara signifikan
dibandingkan produk bersama lainnya.
Produk sampingan
adalah produk-produk yang memiliki nilai jual terbatas (dalam pengertian tidak
terlalu tinggi) yang diproduksi bersamaan dengan produk utama atau produk
bersama yang memiliki nilai jual lebih besar secara signifikan.
Kos bersama
terkait dengan kos yang terjadi untuk menghasilkan produk-produk yang
diproduksi secara simultan, sedangkan kos umum adalah kos yang muncul akibat
adanya penggunaan bersama suatu departemen pendukung/jasa oleh dua atau lebih
departemen pendukung.
Masalah utama
dalam sistem kos produk bersama adalah bagaimana mengalokasikan kos bersama
pada produk bersama atau produk sampingan yang dihasilkan.
Kegiatan
Belajar 2: Sistem Kos Produk Bersama
Kos
bersama dapat dialokasikan pada produk bersama dengan menggunakan salah satu
dari metode berikut ini :
1. Metode
nilai pasar (Harga jual)
Pendukung
metode ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kos dan nilai pasar (harga
jual). Semakin besar kosnya maka semakin tinggi harga jual produk tersebut
sehingga kos bersama harus dialokasi pada produk bersama berbasis pada harga
jual atau nilai pasar dari masing-masing produk bersama.
Terdapat
dua meetode dalam metode nilai pasar, yakni:
a. Nilai
pasar saat titik pisah
b. Nilai
terealisasikan bersih
2. Metode
output fisik
Pada
metode ini, kuantitas dari output merupakan basis bagi pengalokasian kos
bersama. Kuantitas dari output dapat berupa unit dan berat (ton, galon, kg).
3. Metode
kos unit rata-rata
Metode
ini sama dengan metode output fisik, perbedaannya hanya pada langkah untuk
menghitung alokasi kos bersama. Dalam metode ini, langkah pertama adalah dengan
menghitung terlebih dahulu kos bersama per unit rata-rata yang akan dialokasi
untuk setiap unit produk yang dihasilkan.
4. Metode
rata-rata berbobot
Perhitungan
alokasi kos bersama untuk setiap produk adalah sebagai berikut:
1. Dihitung
terlebih dahulu unit bobotan untuk masing-masing produk
2. Menghitung
alokasi kos bersama setiap produk berdasarkan unit berbobot tersebut.
5. Metode
unit kuantitatif
Metode
ini mengalokasi kos bersama berbasis suatu unit pengukuran yang umum, seperti
kilogram, galon, ton, dan liter.
Contoh soal:
PT
Sukses Selalu memproduksi empat jenis produk yang memiliki kos bersama total
sebesar Rp.70.000.000 pada titik pisah. Berikut ini adalah data terkait dengan
produk-produk tersebut.
Produk
|
Unit
Diproduksi
|
Nilai Pasar
Final per unit di Titik Pisah
|
Kos pemrosesan tambahan setelah titik
pisah
|
Faktor
Bobotan
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
Rp. 5.500
Rp. 1.600
Rp. 1.500
Rp. 3.000
|
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
|
3 poin
2 poin
4 poin
2,5 poin
|
Berdasarkan
data tersebut hitunglah:
a) Alokasi
kos bersama total dengan menggunakan metode:
(1) Metode
kos unit rata-rata
(2) Metode
rata-rata berbobot
(3) Metode
nilai pasar
b) Hitunglah
kos produksi masing-masing produk
Jawaban
(1) Metode
kos unit rata-rata
Alokasi
kos bersama ke setiap produk =
Produk
|
Unit
Diproduksi
|
Alokasi kos bersama per unit
|
Alokasi kos bersama total
|
Kos pemrosesan tambahan setelah titik
pisah
|
Kos produksi total
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
Rp. 1.400
Rp. 1.400
Rp. 1.400
Rp. 1.400
|
Rp.
7.000.000
Rp. 28.000.000
Rp. 21.000.000
Rp. 14.000.000
|
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
|
Rp.
8.500.000
Rp. 31.000.000
Rp. 23.500.000
Rp. 19.000.000
|
(2) Metode
rata-rata berbobot
Unit
bobot masing-masing produk:
Produk
|
Unit diproduksi
|
Bobot
|
Unit bobotan
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
3 poin
2 poin
4 poin
2,5 poin
|
15.000
40.000
60.000
25.000
|
Total
|
50.000
|
|
140.000
|
Alokasi kos bersama ke
setiap unit produk =
Produk
|
Unit
Diproduksi
|
Alokasi kos bersama per unit
|
Alokasi kos bersama total
|
Kos pemrosesan tambahan setelah titik
pisah
|
Kos produksi total
|
K
L
M
N
|
15.000
40.000
60.000
25.000
|
Rp. 500
Rp. 500
Rp. 500
Rp. 500
|
Rp.
7.000.000
Rp. 20.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 12.500.000
|
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
|
Rp.
9.000.000
Rp. 23.000.000
Rp. 32.500.000
Rp. 17.500.000
|
(3) Metode
nilai pasar
Langkah
pertama :
Produk
|
Unit diproduksi
|
Nilai pasar per unit
setelah titik pisah
|
Total nilai pasar
|
K
L
M
N
|
5.000
20.000
15.000
10.000
|
Rp. 5.500
Rp. 1.600
Rp. 1.500
Rp. 3.000
|
Rp. 27.500.000
Rp. 32.000.000
Rp. 22.500.000
Rp. 30.000.000
|
Total
|
50.000
|
|
Rp. 112.000.000
|
Langkah
kedua :
Produk
|
Total nilai pasar
|
Rasio
|
×
|
Kos bersama
|
=
|
Alokasi kos bersama
|
K
L
M
N
|
Rp. 27.500.000
Rp. 32.000.000
Rp. 22.500.000
Rp. 30.000.000
|
27,5/112
32/112
22,5/112
30/112
|
|
Rp. 70.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 70.000.000
|
|
Rp. 17.187.500
Rp. 20.000.000
Rp. 14.062.500
Rp. 18.750.000
|
|
Rp. 112.00.000
|
|
|
|
|
Rp. 70.000.000
|
Langkah ketiga :
Produk
|
Alokasi kos bersama
|
+
|
Kos tambahan
|
=
|
Kos produksi
|
K
L
M
N
|
Rp. 17.187.500
Rp. 20.000.000
Rp. 14.062.500
Rp. 18.750.000
|
|
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
|
|
Rp. 18.687.500
Rp. 23.000.000
Rp. 16.562.500
Rp. 23.750.000
|
Total
|
Rp. 70.000.000
|
|
Rp. 12.000.000
|
|
Rp. 82.000.000
|