Selasa, 01 Mei 2012


RESUME AKUNTANSI BIAYA

 
MODUL 7
SISTEM PRODUKSI-LANJUTAN
Kegiatan Belajar 1: Laporan Kos Produksi – Penambahan Bahan Baku Setelah Departemen Pertama
Bahan baku pada umumnya digunakan di departemen pertama dan hasil proses di departemen berikutnya. Terkadang penambahan bahan baku terjadi di departemen berikutnya. Terdapat 3 (tiga) pengaruh terhadap penambahan bahan baku ini, yaitu :
1.      Jumlah unit yang diproses tidak bertambah, tetapi terdapat kenaikan kos produksi
2.      Jumlah unit yang diproses bertambah, tetapi tidak terdapat kenaikan kos produksi
3.      Jumlah unit yang diproses bertambah diikuti kenaikan kos produksi
Prosedur penyusunan laporan kos produksi departemen berikutnya mengalami beberapa modifikasi, yakni sebagai berikut :
1.      Kuantitas
2.      Unit ekuivalen
3.      Kos dipertanggungjawabkan
4.      Kos pertanggungjawaban
Contoh Soal:
Berikut ini adalah data produksi dan kos produksi PT Jaya Raya pada bulan Juni 20XX


Departemen


1
2
Unit:




Unit masuk ke proses
Ditransfer ke Departemen 2
Diterima dari Departemen 1
Penambahan unit di Departemen 2
Ditransfer ke produk jadi
7.200
6.500


6.500
1.500
7.400
Produk dalam proses akhir:




BB 1/5; Konversi 2/7
BB 1/3; Konversi 3/4
?

?
Kos Produksi:




Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Rp. 132.280.000
Rp. 120.600.000
Rp.   80.400.000
Rp. 63.800.000
Rp. 41.190.000
Rp. 27.460.000








Diminta:
a)      Hitunglah unit produk dalam proses akhir departemen 1 dan 2
b)      Buatlah laporan kos produksi departemen 1 dan 2







Jawaban:
PT Jaya Raya
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 30 Juni 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
   Unit dimasukkan ke proses
Unit pertanggungjawaban:
   Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 2
   Produk dalam proses akhir



6.500
700

7.200
 


7.200
Ekuivalen Produksi

Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 2
Produk dalam proses akhir:
     700 x 1/5
     700 x 2/7
         Unit ekuivalen Total

Bahan
Baku
6.500

150
6.650
Kos
Konversi
6.500

200
6.700
Kos Dipertanggungjawabkan


Kos ditambahkan ke departemen:
   Bahan baku
   Tenaga kerja langsung
   Overhead pabrik
        Kos total dipertanggungjawabkan
             Kos          ÷
Total
Rp. 132.280.000
Rp. 120.600.000
Rp.   80.400.000
Rp. 333.280.000
Unit
Ekuivalen
6.650
6.700
6.700
=       Kos
Unit
Rp. 19.892
Rp. 18.000
Rp. 12.000
Rp. 49.892
Kos Pertanggungjawaban
Kos ditransfer ke Departemen 2 (6.500 x Rp. 49.892)
Produk dalam proses akhir:
  Bahan baku (150 x Rp. 19.892)
  Tenaga kerja langsung (200 x Rp. 18.000)
  Overhead pabrik (200 x Rp. 12.000)
      Kos total pertanggungjawaban


Rp. 2.983.759
Rp. 3.600.000
  Rp. 2.400.000
Rp. 324.296.241


Rp.     8.983.759
Rp. 333.280.000








Kegiatan Belajar 2 : Laporan Kos Produksi – Produk Dalam Proses Awal
Sistem kos proses merupakan sistem kos yang umunya diterapkan pada perusahaan dengan karakteristik proses produksi yang berjalan secara kontinu atau berkelanjutan. Kontinuitas proses produksi ini akan menyebabkan departemen memiliki unit-unit dengan beragam tingkat penyelesaian, yaitu sebagai berikut :
1.      Unit masuk ke proses dan selesai selama periode waktu sekarang
2.      Unit telah diproses diperiode sebelumnya dan selesai pada periode waktu sekarang
3.      Unit masuk ke proses dan belum selesai pada periode waktu sekarang
Keberadaan produk dalam proses awal menyebabkan masalah dalam sistem kos proses karena beberapa hal berikut harus dipertimbangkan, yaitu:
1.      Haruskah dibuat perbedaan tingkat penyelesaian antara produk selesai/jadi yang berasal dari produk dalam proses awal dan produk masuk ke proses periode tersebut?
2.      Haruskah semua unit selesai selama periode waktu tertentu akan dianggap 100% dalam unit ekuivalen dengan mengabaikan tingkat penyelesaian produk dalam proses awal?
3.      Haruskah kos produksi yang berasal dari produk dalam proses digabungkan dengan kos produksi ditambahkan periode sekarang (dalam skedul kos dipertanggungjawabkan) untuk mendapatkan  besaran kos ditambahkan departemen?
Untuk menjawab hal-hal tersebut diatas sangat tergantung pada metode apa yang dipilih, terdapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut :
1.      Metode Rata-Rata Berbobot (Weighted Average Method)
2.      Metode Masuk Pertam Keluar Pertama (MPKP)
Contoh soal:
Berikut data produksi dan kos produksi di Departemen A dan B di PT Anugerah Abadi pada bulan Mei 20XX


Departemen


1
2
Unit:




PDP awal
  BB 100%, Konversi 1/5
  BB 1/10, Konversi 2/5
    Unit masuk ke proses
    Ditransfer ke Departemen 2
    Ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir
    BB 100%, Konversi 1/3
    BB 1/6, Konversi 1/4

1.000

9.000
8.500


1.500


200


8.100


600
Kos produksi:




Proporsi kos transferan dalam PDP awal
Proporsi kos produksi ditambahkan untuk PDP awal oleh Departemen:
      Bahan baku
      Tenaga kerja langsung
      Overhead pabrik
           Total
0


Rp. 20.000.000
Rp.   5.760.000
Rp.   3.840.000
Rp. 29.600.000
Rp. 13.000.000


Rp. 10.000.000
Rp.   5.250.000
Rp.   3.500.000
Rp. 31.750.000
Ditambahkan selama periode:




Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
    Total
Rp. 19.000.000
Rp. 23.724.000
Rp. 15.816.000
Rp. 58.540.000
Rp.   36.800.000
Rp.   44.520.000
Rp.   29.680.000
Rp. 111.000.000









Diminta:
a)      Susunlah laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode rata-rata berbobot
b)      Susunlah laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode masuk pertama keluar pertama

Jawaban :
a)      Metode Rata-rata Berbobot
Laporan Kos Produksi Departemen A
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
    Produk dalam proses awal
    Unit dimasukkan ke proses
Unit dipertanggungjawabkan:
    Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
    Produk dalm proses akhir


1.000
9.000

8.500
1.500

10.000

10.000
Ekuivalen Produksi


Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
Produk dalam proses akhir
   1.500 x 100%
   1.500 x 1/3
      Unit ekuivalen Total

Bahan
Baku
8.500

1.500
10.000
Kos
Konversi
8.500


500
9.000
Kos Dipertanggungjawabkan



 
Kos ditambahkan ke departemen:
  Bahan baku
     Produk dalam proses awal
     Ditambahkan selama periode
        Total
 

 Tenaga kerja langsung
    Produk dalam proses awal
    Ditambahkan selama periode
        Total
 

Overhead pabrik
    Produk dalam proses awal
    Ditambahkan selama periode
        Total
     Kos total dipertanggungjawabkan
Kos
Total


Rp. 20.000.000
Rp. 19.000.000
Rp. 39.000.000


Rp.   5.760.000
Rp. 23.724.000
Rp. 29.484.000


Rp.   3.840.000
Rp. 15.816.000
Rp. 19.656.000
Rp. 88.140.000
÷            Unit
     Ekuivalen




10.000




9.000




9.000
=               Kos
      Unit




Rp. 3.900




Rp. 3.276




Rp. 2.184
Rp. 9.360
Kos Pertanggungjawaban
Kos ditransfer ke Departemen B (8.500 x Rp.9.360)
Produk dalam proses – akhir:
   Bahan baku (1.500 x Rp. 3.900)
   Tenaga kerja langsung (500 x Rp.3.276)
   Overhead pabrik (500 x Rp.2.184)
       Kos total pertanggungjawaban


Rp. 5.850.000
Rp. 1.683.000
Rp. 1.092.000
Rp. 79.560.000



Rp.   8.580.000
Rp. 88.140.000










Laporan Kos Produksi Departemen B
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
   Produk dalam proses awal
   Unit diterima dari Departemen A
   Penambahan unit
Unit pertanggungjawaban:
   Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
   Produk dalam proses akhir

200
8.500
0

8.100
600



8.700

8.700
Ekuivalen Produksi


Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
Produk dalam proses akhir:
   600 x 1/6
   600 x ¼
       Unit ekuivalen Total
Bahan
Baku
8.100

100


 
8.200
Kos
Konversi
8.100


150
8.250
Kos Dipertanggungjawabkan



 
Kos dari Departemen sebelumnya:
   Produk dalam proses awal
   Diterima dari Departemen A
   Unit ditambahkan dalam produksi
       Unit disesuaikan dan kos unit

Kos ditambahkan ke Departemen:
  Bahan baku
     Produk dalam proses awal
     Ditambahkan selama periode
         Total

  Tenaga kerja langsung
      Produk dalam proses awal
      Ditambahkan selama periode
          Total

  Overhead pabrik
      Produk dalam proses awal
      Ditambahkan selama periode
          Total
     Kos total dipertanggungjawabkan

Unit

200
8.500
0
8.700


Kos
Total

Rp.   13.000.000
Rp.   79.560.000

Rp.   92.560.000



Rp.   10.000.000
Rp.   36.800.000
Rp.   46.800.000


Rp.     5.250.000
Rp.   44.520.000
Rp.   49.770.000


Rp.     3.500.000
Rp.   29.680.000
Rp.   33.180.000
Rp. 222.310.000
÷       Unit
Ekuivalen




8.700





8.200




8.250




8.250
=          Kos
    Unit




Rp. 10.639





Rp.    5.707




Rp.    6.033




Rp.    4.022
Rp. 26. 401
Kos Pertanggungjawaban
Kos ditransfer ke produk jadi (8.100 x Rp.26.410)
Produk dalam proses – akhir:
   Kos dari Departemen sebelumnya (600 x Rp.10.639)
   Bahan baku (100 x Rp.5.707)
   Tenaga kerja langsung (150 x Rp.6.033)
   Overhead pabrik (150 x Rp.4.022)
         Kos total pertanggungjawaban


Rp. 6.383.448
Rp.    570.732
Rp.    904.909
Rp.    603.273
Rp. 213.847.638


Rp.     8.462.362
Rp. 222.310.000






Metode MPKP
Laporan Kos Produksi Departemen A
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
   Produk dalam proses awal
   Unit dimasukkan ke proses
Unit pertanggungjawaban:
   Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
   Produk dalam proses akhir

1.000
9.000

8.500
1.500


10.000


10.000
Ekuivalen Produksi



 
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B
(-) Produk dalam proses awal
(=) Unit dimasukkan dan selesai
(+) Unit dibutuhkan untuk menyelesaikan produk dalam proses awal
(+) Produk dalam proses akhir:
      1.500 x 100%
      1.500 x 1/3
           Unit ekuivalen Total
Bahan
Baku
8.500
1.000
7.500
0

1.500

9.000
Kos
Konversi
8.500
1.000
7.500
800


500
8.800
Kos Dipertanggungjawabkan



 
Kos produk dalam proses awal
Kos ditambahkan ke departemen:
    Bahan baku
    Tenaga kerja langsung
    Overhead pabrik
        Kos total dipertanggungjawabkan
Kos
Total
Rp. 29.600.000

Rp. 19.000.000
Rp. 23.724.000
Rp. 15.816.000
Rp. 88.140.000
÷
Unit
Ekuivalen


9.000
8.800
8.800
=
Kos
Unit


Rp. 2.111
Rp. 2.696
Rp. 1.797
Rp. 6.604
Kos Pertanggungjawabkan
Kos ditransfer ke Departemen B:
  Dari produk dalam proses awal:
     Kos PDP awal
     Tenaga kerja langsung (800 x Rp. 2.696)
     Overhear pabrik (800 x Rp. 1.797)
  Dari produk sekarang:
     Unit dimasukkan dan selesai (7.500 x Rp. 6.604)
          Transfer total
Produk dalam proses akhir :
  Bahan baku (1.500 x Rp. 2.111)
  Tenaga kerja langsung (500 x Rp. 2.696)
  Overhead pabrik (500 x rp. 1.797)
               Kos total pertanggungjawaban


Rp. 29.600.000
Rp.   2.156.727
Rp.   1.437.818




Rp.   3.166.000
Rp.   1.347.955
Rp.      898.636


                       



Rp. 33.194.545

Rp. 49.532.197
Rp. 82.726.742



Rp.   5.413.258
Rp. 88.140.000














Laporan Produksi Departemen B
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
   Produk dalam proses awal
   Unit diterima dari Departemen A
   Unit ditambahkan ke proses

Unit pertanggungjawaban:
   Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
   Produk dalam proses akhir

200
8.500
0


8.100
600



8.700



8.700
Ekuivalen Produksi



 
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi
(-) Produk dalam proses awal
(=) Unit dimasukkan dan selesai
(+) Unit dibutuhkan untuk menyelesaikan produk dalam proses
(+) Produk dalam proses akhir:
      600 x 1/6
      600 x ¼
          Unit ekuivalen Total
Bahan
Baku
8.100
200
7.900
180

100

8.180
Kos
Konversi
8.100
200
7.900
120


150
8.170
Kos Dipertanggungjawabkan



 
Kos dari Departemen A dan PDP awal:
  Kos produk dalam proses awal
  Transferan selama periode
  Unit ditambahkan ke proses
     Unit disesuaikan dan kos unit
Kos ditambahkan ke departemen:
  Bahan baku
  Tenaga kerja langsung
  Overhead pabrik
      Kos total dipertanggungjawabkan

Unit

200
8.500
0
8.500
Kos
Total

Rp.   31.750.000
Rp.   82.726.742



Rp.   36.800.000
Rp.   44.520.000
Rp.   29.680.000
Rp. 225.476.742
÷
Unit
Ekuivalen


8.500



8.180
8.170
8.170
=
Kos
Unit


Rp.   9.733



Rp.   4.499
Rp.   5.449
Rp.   3.633
Rp. 23.313
Kos Pertanggungjawaban
Kos ditransfer ke produk jadi:
  Dari produk dalam proses awal:
    Kos PDP awal
    Bahan baku (180 x Rp. 4.499)
    Tenaga kerja langsung (120 x Rp. 5.499)
    Overhead pabrik (120 x Rp. 1.382)
  Dari produk sekarang:
    Unit dimasukkan dan selesai (7.900 x Rp. 23.313)
          Transfer total
Produk dalam proses-akhir:
    Dari Departemen A (600 x Rp. 9.733)
    Bahan baku (100 x Rp. 4.499)
    Tenaga kerja langsung (150 x Rp. 5.449)
    Overhead pabrik (150 x Rp. 3.633)
         Kos total pertanggungjawaban


Rp. 31.750.000
Rp.      809.780
Rp.      653.905
Rp.      435.936




Rp . 5.839.535
Rp.     449.878
Rp.     817.381
Rp.     544.920





Rp.   33.649.621

Rp. 184.175.408
Rp. 217.825.029




Rp.     7.651.714
Rp. 225.476.742










Kegiatan Belajar 3: Perlakuan Atas Penyusutan, Produk Cacat, Produk Rusak, Bahan Sisa, Dan Bahan Sisa Buangan
Perlakuan akuntansi atas penyusutan produk dalam proses dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1.      Jika penyusutan tersebut adalah normal maka kos penyusutan ini akan tetap dibebankan pada produk dalam proses
2.      Jika penyusutan dikategorikan abnormal maka akan dibebankan pada rugi dari penyusutan produk dalam proses yang merupakan bagian dari kos periode bukan kos produksi.
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi dan dijual sesuai nilai sisanya atau dibuang.
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar produksi, tetapi masih bisa diperbaiki dengan tambahan proses produksi tertentu dan kemudian menjadi produk yang baik lagi dan dijual dengan harga reguler.
Bahan sisa adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi, yang tidak dapat digunakan lagi dalam proses produksi untuk tujuan yang sama.
Bahan sisa buangan adalah bahan baku yang merupakan sisa dari proses produksi yang tidak dapat digunakan lagi dan tidak memiliki harga jual.
Penanganan produk rusak dapat menggunakan salah satu metode berikut.
1.      Teori Pengabaian (Theory of Neglect)
Metode ini disebut metode pengabaian karena unit produk rusak dianggap tidak pernah dimasukkan ke dalam proses produksi dan mengabaikan kos yang telah diserapkan.
2.      Produk Rusak sebagai Bagian Terpisah Elemen Kos Produksi
Metode ini memperlakukan kos produksi rusak sebagai bagian terpisah elemen kos dalam departemen produksi.
Perbedaan antara produk rusak dan produk cacat adalah pada produk cacat masih mungkin dilakukan perbaikan pada produk tersebut sehingga masih ada harapan produk akan menjadi produk normal. Produk cacat dikategorikan sebagai produk cacat normal dan abnormal. Produk cacat disebut normal jika jumlahnya masih dalam batas toleransi yang ditetapkan oleh manajemen. Sebaliknya, apabila jumlahnya diatas batas toleransi maka terkategori abnormal.
Bahan sisa dapat ditangani dengan dua metode berikut ini.
1.      Jika bahan sisa dipertimbangkan ketika penetapan tarif overhead pabrik dibebankan, penjualan bahan sisa akan mengurangi akun overhead pabrik kendali sehingga jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut
Kas                                                                  XXX
            Overhead pabrik kendali                                             XXX
2.      Jika bahan sisa tidak dipertimbangkan dalam penetapan tarif overhead pabrik dibebankan maka hasil penjualan akan dikredit pada akun produk dalam proses departemen bersangkutan. Jurnal yang dibuat
Kas                                                                  XXX
            Produk dalam proses-Departemen A                          XXX
Biaya yang dikeluarkan untuk membuang bahan sisa akan dibebankan pada akun overhead pabrik.


MODUL 8
SISTEM KOS PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT) DAN PRODUK SAMPINGAN (BY-PRODUCT COSTING)
Kegiatan Belajar 1 : Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk bersama adalah produk-produk individual yang masing-masing memiliki nilai jual yang signifikan dan relatif sama atau tidak berbeda secara signifikan, yang dihasilkan bersama dari suatu proses produksi yang sama dengan menggunakan bahan baku yang sama. Karakteristik produk bersama adalah sebagai berikut.
1.      Produk bersama dihasilkan dari bahan baku dan proses yang sama
2.      Pemanufakturan produk bersama selalu memiliki titik pisah
3.      Tidak ada satu produk bersama yang memiliki nilai yang lebih besar secara signifikan dibandingkan produk bersama lainnya.
Produk sampingan adalah produk-produk yang memiliki nilai jual terbatas (dalam pengertian tidak terlalu tinggi) yang diproduksi bersamaan dengan produk utama atau produk bersama yang memiliki nilai jual lebih besar secara signifikan.
Kos bersama terkait dengan kos yang terjadi untuk menghasilkan produk-produk yang diproduksi secara simultan, sedangkan kos umum adalah kos yang muncul akibat adanya penggunaan bersama suatu departemen pendukung/jasa oleh dua atau lebih departemen pendukung.
Masalah utama dalam sistem kos produk bersama adalah bagaimana mengalokasikan kos bersama pada produk bersama atau produk sampingan yang dihasilkan.

Kegiatan Belajar 2: Sistem Kos Produk Bersama
Kos bersama dapat dialokasikan pada produk bersama dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini :
1.      Metode nilai pasar (Harga jual)
Pendukung metode ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kos dan nilai pasar (harga jual). Semakin besar kosnya maka semakin tinggi harga jual produk tersebut sehingga kos bersama harus dialokasi pada produk bersama berbasis pada harga jual atau nilai pasar dari masing-masing produk bersama.
Terdapat dua meetode dalam metode nilai pasar, yakni:
a.       Nilai pasar saat titik pisah
b.      Nilai terealisasikan bersih
2.      Metode output fisik
Pada metode ini, kuantitas dari output merupakan basis bagi pengalokasian kos bersama. Kuantitas dari output dapat berupa unit dan berat (ton, galon, kg).
3.      Metode kos unit rata-rata
Metode ini sama dengan metode output fisik, perbedaannya hanya pada langkah untuk menghitung alokasi kos bersama. Dalam metode ini, langkah pertama adalah dengan menghitung terlebih dahulu kos bersama per unit rata-rata yang akan dialokasi untuk setiap unit produk yang dihasilkan.
4.      Metode rata-rata berbobot
Perhitungan alokasi kos bersama untuk setiap produk adalah sebagai berikut:
1.      Dihitung terlebih dahulu unit bobotan untuk masing-masing produk
2.      Menghitung alokasi kos bersama setiap produk berdasarkan unit berbobot tersebut.
5.      Metode unit kuantitatif
Metode ini mengalokasi kos bersama berbasis suatu unit pengukuran yang umum, seperti kilogram, galon, ton, dan liter.
Contoh soal:
PT Sukses Selalu memproduksi empat jenis produk yang memiliki kos bersama total sebesar Rp.70.000.000 pada titik pisah. Berikut ini adalah data terkait dengan produk-produk tersebut.
Produk
Unit
Diproduksi
Nilai Pasar
Final per unit di Titik Pisah
Kos pemrosesan tambahan setelah titik pisah
Faktor
Bobotan
K
L
M
N
5.000
20.000
15.000
10.000
Rp. 5.500
Rp. 1.600
Rp. 1.500
Rp. 3.000
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
3 poin
2 poin
4 poin
2,5 poin
Berdasarkan data tersebut hitunglah:
a)      Alokasi kos bersama total dengan menggunakan metode:
(1)   Metode kos unit rata-rata
(2)   Metode rata-rata berbobot
(3)   Metode nilai pasar
b)      Hitunglah kos produksi masing-masing produk
Jawaban
(1)   Metode kos unit rata-rata
Alokasi kos bersama ke setiap produk =
Produk
Unit
Diproduksi
Alokasi kos bersama per unit
Alokasi kos bersama total
Kos pemrosesan tambahan setelah titik pisah
Kos produksi total
K
L
M
N
5.000
20.000
15.000
10.000
Rp. 1.400
Rp. 1.400
Rp. 1.400
Rp. 1.400
Rp.   7.000.000
Rp. 28.000.000
Rp. 21.000.000
Rp. 14.000.000
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
Rp.   8.500.000
Rp. 31.000.000
Rp. 23.500.000
Rp. 19.000.000
(2)   Metode rata-rata berbobot
Unit bobot masing-masing produk:
Produk
Unit diproduksi
Bobot
Unit bobotan
K
L
M
N
5.000
20.000
15.000
10.000
3 poin
2 poin
4 poin
2,5 poin
15.000
40.000
60.000
25.000
Total
50.000

140.000
Alokasi kos bersama ke setiap unit produk =
Produk
Unit
Diproduksi
Alokasi kos bersama per unit
Alokasi kos bersama total
Kos pemrosesan tambahan setelah titik pisah
Kos produksi total
K
L
M
N
15.000
40.000
60.000
25.000
Rp. 500
Rp. 500
Rp. 500
Rp. 500
Rp.   7.000.000
Rp. 20.000.000
Rp. 30.000.000
Rp. 12.500.000
Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000
Rp.   9.000.000
Rp. 23.000.000
Rp. 32.500.000
Rp. 17.500.000
(3)   Metode nilai pasar
Langkah pertama :
Produk
Unit diproduksi
Nilai pasar per unit setelah titik pisah
Total nilai pasar
K
L
M
N
5.000
20.000
15.000
10.000
Rp. 5.500
Rp. 1.600
Rp. 1.500
Rp. 3.000
Rp. 27.500.000
Rp. 32.000.000
Rp. 22.500.000
Rp. 30.000.000
Total
50.000

Rp. 112.000.000
Langkah kedua :
Produk
Total nilai pasar
Rasio
×
Kos bersama
=
Alokasi kos bersama
K
L
M
N
Rp. 27.500.000
Rp. 32.000.000
Rp. 22.500.000
Rp. 30.000.000
27,5/112
32/112
22,5/112
30/112

Rp. 70.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 70.000.000

Rp. 17.187.500
Rp. 20.000.000
Rp. 14.062.500
Rp. 18.750.000

Rp. 112.00.000




Rp. 70.000.000
Langkah ketiga :
Produk
Alokasi kos bersama
+
Kos tambahan
=
Kos produksi
K
L
M
N
Rp. 17.187.500
Rp. 20.000.000
Rp. 14.062.500
Rp. 18.750.000

Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 2.500.000
Rp. 5.000.000

Rp. 18.687.500
Rp. 23.000.000
Rp. 16.562.500
Rp. 23.750.000
Total
Rp. 70.000.000

Rp. 12.000.000

Rp. 82.000.000