PENILAIAN KINERJA DAN
PENGEMBANGAN KARIER
Kegiatan belajar 1 : Penilaian Kinerja Karyawan
Menurut
Noe, et al, (2000) penilaian kinerja hanya merupakan salah satu bagian dari
proses manajemen kinerja secara luas. Yang dimaksud dengan manajemen kinerja adalah
suatu proses dimana manajer yakin bahwa aktivitas dan output karyawan telah
sesuai dengan sasaran organisasi.
System
manajemen kinerja mencakup tiga bagian, yaitu:
1. Pendefinisian
kinerja
2. Proses
pengukuran kinerja
3. Pemberian
umpan balik informasi kinerja
Terdapat
beberapa asumsi yang mendasari pentingnya penilaian kinerja, yaitu sebagai
berikut:
1. Setiap
orang ingin memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan kerjanya semaksimal
mungkin
2. Setiap
orang ingin mendapatkan penghargaan bila ia dinilai melaksanakan tugasnya
dengan baik
3. Setiap
orang ingin mengetahui karier yang akan diraihnya bila melaksanakan tugas
dengan baik
4. Setiap
orang ingin mendapatkan perlakuan dan penilaian objektif atas dasar kinerjanya.
Tujuan
dari penilaian kinerja antara lain:
1. Sebagai
dasar pengambilan keputusan untuk :
a. Mempromosikan
karyawan yang berprestasi
b. “menindak”
karyawan yang kurang/tidak berprestasi
c. Melatih,
memutasikan/ mendisiplinkan karyawan
d. Member
/menunda kenaikan imbalan atau balas jasa
e. Berfungsi
sebagai masukan pokok dalam penerapan system penghargaan dan pemberian hukuman
2. Sebagai
dasar meramalkan kinerja dengan cara mengkorelasikan hasil tes dengan hasil
penilaian kinerja
3. Memberikan
umpan balik kepada karyawan
4. Dapat
membantu menentukan tujuan program pelatihan
5. Dapat
membantu mendiagnosis masalah organisasi
Fungsi penilaian
kinerja adalah untuk pembuatan keputusan
administrative yang berkaitan dengan promosi, pemberhentian, pemutusan hubungan
kerja dan peningkatan upah yang berdasarkan atas jasa karyawan serta untuk mendorong
peningkatan kinerja.
Proses
penilaian kinerja:
1. Langkah-langkah
penilaian kinerja
a. Mengadakan
standar kinerja untuk setiap posisi dan criteria evaluasinya
b. Mengadakan
kebijakan evaluasi kinerja
c. Memiliki
penilai yang mengumpulkan data kinerja karyawan
d. Memiliki
penilai yang mengevaluasi kinerja karyawan
e. Mendiskusikan
evaluasi tersebut dengan karyawan
f. Membuat
keputusan dan menyimpan hasil evaluasi tersebut
2. Waktu
pelaksanaan penilaian kinerja
a. Dapat
dilakukan secara arbitrary (sembarang)
b. Setiap
karyawan dievaluasi dengan jadwal waktu tunggal
c. Jadwal
evaluasi adalah pada saat penyelesaian dari suatu siklus tugas
3. Penilai
a. Dinilai
oleh suatu komite dari beberapa atasan
b. Dinilai
oleh teman kerja
c. Dinilai
oleh bawahan
d. Dinilai
oleh orang dari luar
e. Dinilai
oleh diri sendiri
f. Dinilai
dengan kombinasi pendekatan
g. Penilaian
kinerja 360̊
Metode
penilaian kinerja
1. Pendekatan
komparatif
Terdapat
tiga teknik yang masuk ke dalam pendekatan ini, yaitu:
a. Ranking
→ digunakan untuk mengurutkan peringkat karyawan dalam departemen mereka mulai
dari yang memiliki kinerja tertinggi hingga yang memiliki kinerja terendah.
b. Forced Distribution
→ menuntut penilai untuk membandingkan kinerja karyawan dan menempatkan suatu
persentase karyawan tertentu pada berbagai level kinerja.
c. Paired comparison
(pembandingan berpasangan) → menuntut penilai
untuk membandingkan seluruh pasangan yang mungkin dari karyawan yang dinilai
pada “keseluruhan atau beberapa kinerja”.
2. Pendekatan
Atribut
Pendekatan
ini memusatkan perhatiannya pada sejauh mana individu memiliki atribut tertentu
(ciri atau sifat) yang diyakini diperlukan untuk keberhasilan perusahaan.
3. Pendekatan
Keperilakuan
Tiga
teknik yang termasuk kedalam pendekatan keprilakuan, yaitu :
a. Insiden kritis
(Critical incidents) → menuntut penilai untuk
membuat catatan-catatan tertulis dari suatu peristiwa/insiden sebagaimana
peristiwa itu terjadi
b. Skala penilaian
berdasarkan perilaku (Behaviorally Anchored Rating Scales / BARS) →
dirancang untuk menilai perilaku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara berhasil.
c. Skala observasi
berhubungan dengan prilaku (Behaviorally Observation Scales / BOS) → merupakan
variasi dari BARS dan sebagaimana BARS, BOS juga dikembangkan dari kejadian
kritis untuk mengidentifikasi serangkaian perilaku yang menutupi ranah pekerjaan.
4. Manajemen
berdasarkan sasaran (Manajemen By
Objectives / MBO)
Proses
MBO secara khusus berisi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tinjauan
pekerjaan dan kesepakatan
b. Pengembangan
standar kinerja
c. Penetapan
tujuan yang terarah
d. Diskusi
kinerja yang berkelanjutan
Agar
system MBO dapat berhasil, beberapa persyaratan harus terpenuhi, yakni :
1. Sasaran
harus dapat dikuantifikasikan dan diukur
2. MBO
juga mensyaratkan karyawan berpartisipasi
3. Agar
MBO sukses maka sasaran dan rencana tindakan harus bertindak sebagai basis
diskusi regular antara manajer dan karyawan berkaitan dengan kinerja karyawan
Teori yang mendasari hubungan antara kinerja dan
penghargaan adalah bahwa karyawan akan termotivasi untuk mencapai kinerja
tinggi jika mereka yakin bahwa motivasi tersebut akan membawa mereka kepada
penghargaan yang mereka inginkan.
Terdapat tiga komponen
utama dalam model pengharapan, yaitu:
a. Pengharapan,
yaitu persepsi individu mengenai kemungkinan bahwa usaha akan menuju kepada
prestasi atau kinerja
b. Perantara
(Instrumentality), yaitu persepsi
terhadap kemungkinan bahwa kinerja akan menghasilkan penerimaan penghargaan
c. Valensi,
yaitu nilai subjektif tingkat kepentingan penghargaan.
Beberapa
kesalahan dalam penilaian, yakni sebagai berikut :
a. Kemurahan
hati / Kelonggaran (Leniency)
b. Kecendrungan
tengah
c. Kondisi
terakhir (Recency)
d. Efek
halo (Halo effect)
Menurut Bernardin & Russell (1998),
kesalahan-kesalahan penilai diatas dapat muncul dalam dua cara berbeda, yaitu
hasil dari kesalahan yang tidak disengaja, atau sebagai hasil dari usaha yang
disengaja dalam menetapkan nilai yang tidak akurat.
Usaha
untuk mengendalikan secara tidak sadar kesalahan penilai yang tidak disengaja
pada umumnya adalah difokuskan pada pelatihan bagi para penilai. Sedangkan
usaha untuk mengendalikan kesalahan penilai yang disengaja meliputi pelaksanaan
penilaian yang lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan belajar 2 :
Pengembangan Karier Karyawan
Perencanaan
karier merupakan suatu proses yang akan berkelanjutan dimana seorang individu
merancang sasaran karier dan mengidentifikasi semua sarana dan prasana untuk
mencapainya.
Cara
pengelolaan karier, yakni :
1. Pilihan
karier
Seorang ahli bimbingan karier, John I. Holland
(dalam Invancevich, 1992), telah mengadakan studi dan mengemukakan bahwa
pilihan karier adalah suatu ekspresi kepribadian dan bukan suatu kejadian yang
bersifat random, meskipun kesempatan dapat memainkan peran.
2. Perencanaan
karier dan jalur karier
a. Pendekatan
yang paling luas digunakan adalah
1. Bimbingan
informal oleh staf personalia
2. Bimbingan
karier oleh supervisor
b. Factor
yang mempengaruhi perencanaan karier
1. Life stage (Tingkat kehidupan)
2. Career anchors (Dasar karier)
3. Lingkungan kerja
c. Unsur
program perencanaan karier
1. Penilaian
individu mengenai kemampuan, minat, kebutuhan karier dan tujuan
2. Penilaian
organisasi tentang kemampuan dan kesanggupan karyawan
3. Komunikasi
informasi mengenai kebebasan memilih dan kesempatan karier
4. Penyuluhan
karier
3. Jalur
Karier
Jalur
karier merupakan serangkaian aktivitas pengembangan yang melibatkan pendidikan,
pelatihan dan pengalaman kerja, baik secara formal maupun informal yang
membantu membuat seseorang mampu memegang jabatan/pekerjaan yang lebih maju.
Ada
empat tipe jalur karier yang dapat digunakan oleh suatu organisasi, yaitu :
a. Jalur
Karier Tradisional → merupakan salah satu tipe jalur karier dimana karyawan
mengalami kemajuan secara vertical keatas didalam sebuah organisasi, dari suatu
jabatan ke jabatan berikutnya.
b. Jalur
Karier Jaringan → memungkinkan adanya pertukaran pengalaman pada level tertentu
dan kebutuhan pengalaman yang luas pada suatu level sebelum promosi ke level
yang lebih tinggi.
c. Jalur
Karier Lateral → memungkinkan seorang karyawan untuk berpindah secara lateral
didalam perusahaan yang berdampak pada terciptanya proses revitalisasi karyawan
dan karyawan menemukan sebuah tantangan baru.
d. Jalur
Karier Rangkap → memungkinkan organisasi untuk mempertahankan manajer yang
berkeahlian tinggi maupun orang-orang yang memiliki keahlian teknis.
Menghadapi Career Plateau
(Career Plateau) didefinisikan Plateau sebagai suatu
titik dalam suatu karier dimana kemungkinan tambahan promosi secara hierarkis
sangat rendah.
Ada tiga tingkatan
yang dapat membantu dalam mengelola proses taraf tidak ada kemajuan dalam
karier, yaitu:
1. Melindungi karyawan yang berada pada taraf tidak ada
kemajuan dalam karier agar tidak masuk dalam kategori tidak efektif
2. Mengintegrasikan sistem informasi yang berkaitan dengan
karier yang relevan
3. Mengelola karyawan yang berada pada taraf tidak ada kemajuan
dalam karier yang tidak efektif dan karyawan yang frustasi secara lebih efektif
Ada lima kemungkinan yang dapat dilakukan dalam rangka
rehabilitasi tersebut, yaitu :
1. Menyediakan alat pengganti penghargaan
2. Mengembangkan cara baru untuk membuat pekerjaan mereka
saat ini lebih memuaskan
3. Revitalisasi efek melalui penugasan kembali
4. Memanfaatkan program pengembangan secara mandiri yang
didasarkan pada kenyataan
5. Mengubah sikap manajerial kearah peduli terhadap karyawan
yang mencapai taraf tidak ada kemajuan dalam karier
Pengembangan karier dapat didefinisikan sebagai suatu
usaha yang terus menerus yang secara formal dilakukan oleh organisasi dan
berfokus pada pengembangan dan pengayaan sumber daya manusia organisasi, dalam
rangka memenuhi kebutuhan baik individu maupun organisasi.
Berbagai komponen
karier (aktivitas dan alat) tersedia untuk digunakan organisasi, yakni sebagai
berikut :
1. Alat-alat penilaian sendiri
2. Konseling individual
3. Servis informasi
4. Program pekerjaan awal
5. Program penilaian organisasional
6. Program bersifat pengembangan
Terdapat empat
langkah dasar yang harus diikuti agar implementasi program pengembangan karier
berhasil, yakni sebagai berikut :
1. Penilaian individu
2. Penilaian organisasi
3. Mengkomunikasikan pilihan karier
4. Bimbingan karier
Berikut ini
beberapa saran khusus, yang dikemukakan oleh Byars dan Rue (1997), untuk
membantu para manajer agar dapat pembimbing karier yang lebih baik.
1. Temukan batas-batas pembimbing karier
2. Respect
confidentiality
3. Menjalani suatu hubungan
4. Dengarkan secara efektif
5. Mempertimbangkan alternatif
6. Cari dan sebarkan informasi
7. Bantu dengan mengidentifikasikan dan merencanakan sasaran
Beberapa metode pengembangan karier, yaitu :
1. Diskusi atasan-bawahan
2. Bahan-bahan dari perusahaan
3. Sistem penilaian kinerja
4. workshop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar